KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang memuat tentang “Qada dan Qadar”.
Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, serta
kepada keluarganya, kepada sahabat-sahabatnya, juga kepada para tabi’it dan
tabi’atnya, dan kepada kita semuanya selaku umatnya yang patuh terhadap semua
ajaran-ajarannya. Amin.
Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu para pembaca
sekalian dalam proses mempelajari hal-hal yang terkandung dalam makalah ini.
Makalah ini memuat tentang pengertian Qada dan Qadar, Ikhtiar dan Tawakal, serta Iman kepada Qada dan Qadar.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan makalah yang akan datang.
Jakarta, Januari
2013
Penyusun
PENDAHULUAN
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-Nya, makalah yang memuat Qada dan Qadar telah selesai kami
susun.
Makalah ini membahas
tentang pengertian dari Qada dan Qadar, Takdir Mubram dan Takdir Muallaq, serta
Iman kepada Qada dan Qadar. Makalah ini kami sajikan dalam bentuk pembahasan
atas permasalahan yang berhubungan dengan Qada dan Qadar. Qada dan Qadar merupakan ketentuan atau ketetapan dari Allah SWT sehingga kita tidak
dapat mengubah ketentuan tersebut.
Tujuan pembuatan makalah ini semata-mata hanya untuk memenuhi tugas kami pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam, serta untuk memperluas pengetahuan kita tentang Qada dan Qadar.
Dimana kita dapat memahami apa yang disebut Qada dan Qadar serta fungsinya. Dan berusaha mengimani dengan cara melaksanakan ibadah, seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan, shalat sunah dan lain sebagainya.
Dalam segala bentuk hasil pekerjaan
manusia, pasti tak luput dari kata tidak sempurna. Maka dari itu, kami minta
maaf jika ada salah kata dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
IMAN KEPADA QADA
DAN QADAR
A.
Pengertian Qada dan Qadar
Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian
yaitu: hukum,ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut
istilah Islam,yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman
Azali sesuai denganiradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan
makhluk. Sedangkan arti Qadar menurut bahasa adalah: kepastian,
peraturan, ukuran. Adapun menurut Islamqadar adalah perwujudan atau kenyataan
ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu
sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah:
yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dandia telah menciptakan segala sesuatu,
dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.(QS
.Al-Furqan ayat 2).
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini
dikemukakancontoh. Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum
Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa
seorang anak bernamaAbdurofi akan melanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan
Allah di Zaman Azalidisebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut
qadar atau takdir. Dengan katalain bahwa
qadar adalah perwujudan dari qadha
B.
Hubungan Qada dan Qadar
Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa
antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum
atau rencana Allahsejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau
hukum Allah. Jadihubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan
perbuatan.Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya.
Allah berfirman:
Artinya : ´
Dan tidak sesuatupun
melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kamitidak menurunkannya melainkan
dengan ukuran yang tertentu.´ (QS
Al-Hijr 21)
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan
satu istilah,yaitu Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu
orang tersebutmengatakan, ´sudah takdir´, maksudnya qadha dan qadar
Dalam Al-Quran kata Qada berarti
:
No.
|
Arti
|
Qur’an Surah
|
1
|
Hukum atau Keputusan
|
An-Nisa ayat 65
|
2
|
Perintah
|
Al-Isra ayat 23
|
3
|
Kehendak
|
Ali Imran ayat
47
|
4
|
Mewujudkan
atau Menjadikan
|
Fusillat ayat 12
|
Dalam Al-Quran kata Qadar berarti
:
No.
|
Arti
|
Qur’an Surah
|
1
|
Kekuasaan atau Kemampuan
|
Al-Baqoroh ayat
236
|
2
|
Ketentuan atau Kepastian
|
Al Mursalat ayat 23
|
3
|
Ukuran
|
Ar Ra’d ayat
17
|
4
|
Mengatur serta menentukan suatu menurut batas-batasnya
|
Fussilat ayat 10
|
C.
Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar
Allah
SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada Qada dan Qadar
(takdir), yang tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu :
1.
Memperkuat
keyakinan bahwa Allah SWT
adalah Tuhan
Yang Maha Esa pencipta alam semesta, maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana.
Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk melakukan
usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa) yang merdeka dan
berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di perolehnya itu akan di
manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di
dunia dan di akherat.
2.
Menumbuhkan
kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Allah SWT (sunnatullah) atau
hukum alam. Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia (umat islam)
untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing, kemudian
mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah seperti manusia,
hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil-hasil
penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah
yang lebih tinggi. (Q.S Al-mujadalah,
58 : 11)
3.
Meningkatkan
ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran
bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan,
angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam
seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak,
kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu, ke maha kuasaan
dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, tatkala
umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan memperoleh nikmat kubur
dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka
kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di
campakan kedalam neraka jahanam. (Q.S Ali Imran, 3 : 131-133).
4.
Menumbuhkan sikap
perilaku
dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta perilaku tercela.
Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa) tentu
akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan
optimis dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku
tercela, seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam
hidup. Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! (Q.S. Al-Hadid, 57 :
21-24)
5.
Mendorong umat
manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat, sehingga
hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Umat manusia (umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam
hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan
berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai
dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi
manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sebaik-baiknya
manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia”.
(H.R.
At-Tabrani).
D.
Permasalahan
Dilihat dari pengertian Qada dan Qadar yang telah
diterangkan diatas, dapat disimpulkan adanya masalah, yaitu : Adakah penjelasan
lain tentang Qada dan Qadar menurut para ulama?
E.
Pembahasan
Menurut ilmu pengetahuan yang terus berkembang, kita
dapat dengan mudah menemukan jawaban dari adanya masalah. Dan dalam
permasalahan ini, kami mengaitkan jawaban dari permasalahan menurut data yang
telah kami cari dari berbagai penjelasan tentang Qada dan Qadar dalam internet.
Dan kami menemukan jawabannya.
Ternyata banyak sekali penjelasan mengenai Qada dan
Qadar yang dikemukakan oleh para ulama. Diantaranya, kami menemukan pendapat
dari Ulama Asy’ariah.
Ulama
Asy’ariah, yang di pelopori oleh Abu Hasan Al Asy’Ari yang telah wafat
di Basrah, tahun
330 H. Berpendapat
bahwa :
Qada adalah
kehendak Allah SWT mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan dan keburukan,
yang sesuai dengan apa yang akan di ciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai
terwujudnya kehendak tersebut.
Qadar adalah perwujudan kehendak Allah SWT terhadap semua
mahkluknya dalam bentu-bentuk dan batasan-batasan tertentu, baik mengenai
zat-zatnya ataupun sipat-sipatnya.
Menurut
ulama Asy’ariah ini, jelaslah bahwa hubungan Qada dengan Qadar merupakan
satu kesatuan, karena Qada
merupakan kehendak Allah SWT, sedangkan Qadar
merupakan perwujudan dari kehendak itu. Qada bersifat Qadim (lebih dulu ada),
sedangkan Qadar
bersifat Hadis
(baru). Selain
itu, ada pula ulama yang berpendapat bahwa hubungan antara Qada
dan Qadar
merupakan dwi tunggal, karena dapat di katakan bahwa pengertian Qada
sama dengan pengertian dari Qadar.
Rasulullah
SAW ketika di tanya oleh malaikat Jibril tentang dasar-dasar iman, beliau hanya
menyebutkan (Iman
kepada “Qadar”,
tanpa menyebutkan iman kepada “Qada
dan Qadar”.
Rasulullah SAW bersabda :
االإ
يمان أ ن تو من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتومن با لقد ر خيره
وسره (رواه مسلم)
Artinya : “Iman
itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para
Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun
yang buruk”. (H.R. Muslim)
Iman
kepada Qada
dan Qadar
dalam ungkapan sehari-hari lebih popular dengan sebutan Iman
kepada Takdir.
Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apapun yang
terjadi di alam semesta ini, seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang
subur dan yang tandus, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan
kehendak dan ketentuan Allah SWT.
Takdir
itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Takdir
Mubram adalah ketentuan Allah SWT, yang sudah pasti berlaku atas manusia tanpa
dapat dielakan lagi meskipun dengan ikhtiar (usaha). Seperti usia, kelahiran,
dan kematian.
2.
Takdir
Muallaq adalah ketentuan Allah SWT, yang mungkin dapat diubah oleh manusia
dengan ikhtiarnya apabila Allah SWT mengizinkan. Allah hanya menunda keputusan
dan menggantikannya seusai dengan usaha manusia itu sendiri.
Hukum
beriman kepada takdir adalah Fardu’ain.
Seseorang yang mengaku islam, tetapi tidak beriman pada takdir dapat di anggap murtad.
Ayat-ayat
Al-Quran yang menjelaskan tentang iman kepada takdir cukup banyak, antara lain
:
... إذا قضي أمرا فإ نما يقول له كن فيكون.
Artinya : “Apabila
Allah hendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya :
“jadilah”, lalu jadilah dia”. (Q.S. Ali Imran, 3 : 47)
... وقدرفيها
أقواتها ...
Artinya : “dan
dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya”. (Q.S.
Fussilat, 41 : 10)
... وكان أمر الله قدرا مقدورا.
Artinya :
“Dan ketetapan
Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku” (Q.S.
Al Ahzab, 33 : 38)
Apakah
manusia itu musayyar (di
paksakan oleh kekuatan Allah) atau mukhayyar (di
beri kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri)? Tidak benar kalau di
iasana manusia itu mutlak musayyar,
tetapi juga keliru jika di katakan manusia itu mutlak mukhayyar.
Hal
–hal yang musayyar misalnya,
setiap manusia yang hidup di bumi tubuhnya tidak bisa
terbebas dari gaya tarik bumi, beberapa organ tubuh manusia seperti paru-paru,
jantung, alat pernapasan, dan peredaran darah bekerja secara otomatis diluar
kesadaran atau perasaan, bahkan ketika manusia tidur sekalipun.
Adapun
hal yang mukhayyar misalnya,
manusia mempunyai kebebasan
untuk memilih dan berbuat sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk. Allah SWT
melalui Rasulnya telah memberikan petunjuk tentang jalan yang lurus, yang harus
di tempuh manusia, kalau ia ingin masuk surga, dan jalan yang sesat yang harus
di jauhi manusia jika ia tidak ingin masuk neraka. Allah SWT berfirman :
وهد
ينه النجد ين
Artinya : “Dan
kami telah menunjukan kepada dua jalan (jalan kebajikan dan jalan
kejahatan)”. (Q.S. Al-Balad, 90 : 10)
Bahwa
manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan dalam berbuat. Hal itu
tersirat dalam peristiwa
berikut yang terjadi pada masa Rasulullah SAW dan Khalifah Umar bin Khatab RA.
F. Kesimpulan
Dilihat dari jalannya pembahasan, kita
dapat mengambil kesimpulan, yaitu :
Allah SWT dalam
menciptakan makhluk-Nya selalu dengan ukuran, bentuk, sifat, dan hukum
tertentu. Dan itulah yang disebut Sunnatullah.
Sunnatullah mencakup tentang Qada dan Qadar yang memiliki hubungan yang saling
melengkapi. Karena, Qada lebih menggambarkan aspek perencanaan dan penentuan
atas penciptaan terhadap segala sesuatu. Sedangkan Qadar ialah batasan atau
ukuran serta hukum-hukum yang harus ada pada setiap ciptaan yang telah
direncanakan itu. Akan tetapi manusia tidak boleh menggantungkan diri sepenuhnya
kepada takdir semata-mata, melainkan harus berusaha untuk menentukan nasibnya
sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
maaf saya copy utk materi ya.........., trims walau tidak bisa diklik tapi saya bisa mencopynya
BalasHapus